MAKALAH
PEMELIHARAAN
PERALATAN LABORATORIUM (PPL)
“VERIFIKASI
LABU TAKAR 100 ML”
Oleh:
Kelompok 1 :
Aulia Noviyanti (136632)
Farma Ventirika C (136685)
Ilfat Kamal A (136720)
Janur Trisyathallah (136735)
Lolita Puspit Sari (
136752)
Kelas :
IA
AKADEMI KIMIA ANALISIS (AKA) BOGOR
Tahun Akademik 2013/2014
Tahun Akademik 2013/2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul Verifikasi Labu Takar 100mL
yang dilaksanakan pada tanggal 1 April 2014. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
salah satu tugas dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi Kimia Analisis Bogor
Tahun Ajaran 2014.
Kami menyadari
sepenuhnya dalam makalah Verifikasi Labu Takar 100mL belum sempurna. Dengan
demikian kami menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak sebagai masukan yang berartui, untuk perbaikan dan untuk menyempurnakan
sehingga makalah dapat bermanfaat.
Bogor,
20 Juni 2014
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pengukuran dalam kegiatan analisis sering kali memerlukan ketelitian
tinggi.
Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui nilai sebenarnya. Nilai sebenarnya adalah nilai yang menggambarkan suatu kuantitas secara benar dan didefinisikan pada kondisi tertentu saat pengukuran
dilakukan. Secara umum, data yang
diperoleh dari pengukuran tersebut tidak terlepas dari kesalahan. Verifikasi alat ukur dapat dilakukan untuk memastikan keakuratan alat sesuai rancangannya.
Pada alat ukur volume berbahan gelas seperti buret, gelas ukur, labu takar, dan
pipet volume, kondisi ruang seperti suhu juga berpengaruh dalam pengukurannya. Apabila suhu berada
di atas atau di bawah suhu standar (20oC) maka volume yang diperoleh
bukan volume sebenarnya. Oleh karena itu, alat ukur perlu diverifikasi.
I.2. Ruang Lingkup Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah adalah
verifikasi alat ukur berbahan gelas yakni labu takar 100mL.
I.3. Tujuan Percobaan
Tujuan dari
kegiatan verifikasi labu takar 100 mL telah dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Mengonfirmasi nilai benar hasil pengukuran labu takar 100
mL.
b. Mengonfirmasi akurasi dan presisi hasil pengukuran labu
takar 100 mL.
c. Mengaplikasikan metode verifikasi labu takar 100 mL.
BAB
II
LANDASAN TEORI
II.1
Teori Pendukung
Labu takar atau labu ukur adalah
labu berleher panjang yang mempunyai bagian bundar (perut) dengan volume 10,
25, 50, 100, 250 atau 1000 ml, yang ditutup dengan gelas tutup asah atau sumbat
dari zat sinafsis. Ruang isinya ditandai dengan batas tera. Labu takar biasanya digunakan untuk mengencerkan zat tertentu hingga batas tera.
Labu takar merupakan alat ukur volum ‘to
contain’ atau volum terukur. Volum terukur artinya volum cairan yang
dapat ditampung. Labu takar hanya memiliki satu tanda skala. Volum yang dinyatakan pada alat ukur volum ‘to contain’ adalah volum cairan yang
ditampung, dan pada umumnya berlaku untuk semua jenis cairan. Maka labu takar volume 100 mL adalah labu takar yang dapat menampung volume cairan sebanyak 100 mL.
Labu takar
yang kering lebih baik digunakan untuk mendapatkan hasil yang akurat. Hasil yang akurat bisa diperoleh
jika semua penyebab kesalahan pengukuran dihilangkan. Kesalahan ini dapat disebabkan oleh berbagai hal antara lain: faktor bahan kimia, peralatan, pemakaian dan kondisi pengukuran dan
lain-lain. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi kesalahan
dalam pengukuran analitik ini adalah dengan proses kalibrasi dan verifikasi.
Verifikasi dilakukan agar
hasil pengukuran selalu sesuai dengan alat ukur standar/ alat ukur yang sudah ditera.
Pembacaan skala pada alat ukur volume harus benar-benar diperhatikan, Dalam hal melihat skala, kedudukan badan, jenis alat maupun jenis larutan, dengan memperhatikan angka signifikan, toleransi pembacaan skala, dan sifat ketelitian alat.
Alat ukur memiliki beberapa karakteristik penting, yaitu:
a. Ketelitian (Accuracy)
Ketelitian atau accuracy
didefinisikan
sebagai mengetahui hasil pengukuran
mendekati harga sebenarnya. Ukuran ketelitian sering dinyatakan dengan dua
cara, atas dasar perbedaan atau kesalahan (error) terhadap harga yang
sebenarnya, yaitu :
b. Kecermatan (Precision/Repeatibility)
Presisi menyatakan mengulangi hasilnya untuk harga yang
sama. Dengan kata lain, alat ukur belum tentu akan dapat memberikan hasil yang
sama jika diulang, meskipun harga besaran yang diukur tidak berubah.
c. Resolusi
Resolusi adalah nilai perubahan terkecil yang dapat
dirasakan oleh alat ukur. Harga resolusi sering dinyatakan pula dalam persen
skala penuh.
d. Sensitivitas (Sensitifity)
Sensitifitas adalah rasio antara perubahan pada output terhadap perubahan pada
input. Dalam beberapa hal harga sensitivitas yang besar menyatakan keunggulan
dari alat ukur yang bersangkutan.
e. Error
Error dapat diartikan sebagai
beda aljabar antara nilai ukuran yang terbaca dengan nilai “sebenarnya” dari
obyek yang diukur.
f. Validitas
Kesesuaian hasil pengukuran
dengan tujuan pengukuran. Terkandung pengertian bahwa ketepatan validitas pada
suatu alat ukur tergantung pada kemampuan alat ukur tersebut mencapai tujuan
pengukuran yang dikehendaki dengan tepat.
g. Reliability
Realibitas menunjukkan
konsistensi suatu alat pengukur di dalam pengukur gejala yang sama.
Reliabilitas, atau keandalan, adalah konsistensi dari serangkaian pengukuran
atau serangkaian alat ukur.
II.1.1. PERSYARATAN VERIFIKASI LABU TAKAR
Dalam
memverifikasi labu takar, ada beberapa persyaratan antara lain:
1. Kondisi temperature ruang dan peralatan untuk verifikasi labu takar harus stabil, namun tidak perlu 20°C. Tingkat
kestabilan temperature secara resmi adalah perubahan maksimum sebesar 1°C/jam.
2. Labu takar yang akan diverifikasi ditempatkan di dalam ruang verifikasi sehingga peralatan yang akan diverifikasi terkondisi dengan baik (untuk mengurangi kesalahan yang
disebabkan oleh faktor temperatur).
3. Labu takar yang digunakan sebagai standar atau acuan dan yang akan diverifikasi harus dalam keadaan bersih sempurna (terutama di
bagian dalamnya).
Keringkan alat
yang akan diverifikasi.
4. Air
yang digunakan adalah
air suling atau
air bebas mineral berkualitas tinggi
(DHL < 3µS).
BAB
III
METODOLOGI
PERCOBAAN
III.1
Prinsip Percobaan
Verifikasi labu takar dilakukan
dengan menimbang labu takar dalam keadaan kosong dan kering sempurna. Kemudian
ditimbang pula bobot labu takar berisi air suling tepat pada skala ukur. Dari
selisih bobot labu takar dalam keadaan terisi dan bobot kosong dapat diperoleh
bobot air yang terdapat di dalam labu takar. Volume air ditentukan dari
perbandingan antara bobot air terkoreksi (bobot air ditambah gaya apung air
tersebut) dengan kerapatan air pada temperatur pengukuran. Penimbangan
dilakukan menggunakan neraca analitik terkalibrasi.
III.2
Langkah Kerja / Skema Kerja
1. Mencuci dan memastikan labu takar dalam keadaan bersih.
2. Membilas seluruh bagian labu takar dengan aquadest dan
alkohol. Setelah pembilasan dengan alkohol, labu takar tidak diperbolehkan
kontak langsung dengan permukaan kulit. Dapat dipegang menggunakan sarung
tangan atau kertas saring.
3. Mengeringkan labu takar menggunakan “hot air dryer”
selama 3 sampai 5 menit. Kemudian labu takar dibiarkan dingin di udara terbuka
dalam keadaan tidak ditutup rapat
4. Menutup rapat labu takar yang sudah dingin dengan tutup
labu takar yang bersih dan kering, lalu menimbang labu takar dan mencatat
bobotnya sebagai bobot kosong (Wo)
5. Mengisi labu takar dengan air suling hingga mendekati
tanda tera. Kemudian mengeringkan bagian dalam leher tabung dan menambahkan air
suling dengan pipet tetes secara hati-hati hingga miniskus tepat berhimpit
dengan tanda tera.
6. Menimbang bobot labu takar berisi air suling dan mencatat
bobotnya sebagai W1.
7. Mengukur suhu air suling dalam labu takar.
8. Mengurangi air suling dalam labu takar menggunakan pipet
tetes, kemudian mengeringkan bagian dalam leher labu takar , menambahkan air
suling hingga tepat pada tanda tera, menimbang bobotnya dan mengukur suhu air
suling dalam labu takar.
9. Melakukan pengulangan langkah kerja ke-8.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
IV.1
Hasil
1.
Spesifikasi Labu Takar 100 mL
Informasi Alat
|
Labu Takar
Terkalibrasi
|
Labu Takar
Diverifikasi
|
Merk Pabrik
|
Pyrex
|
Pyrex
|
Tipe
|
A
|
A
|
Seri
|
In 20oC
|
In 20oC
|
Kapasitas
|
(100,00± 0,10) mL
|
(100,00 ± 0,10) mL
|
Rentang Ukur
|
(99.90-100.10) mL
|
(99.90-100.10) mL
|
Toleransi
|
± 0,10 mL
|
± 0,10 mL
|
2.
Spesifikasi Neraca Analitik
Informasi alat
|
Neraca analitik
|
Merk Pabrik
|
SHIMATDZU
|
Tipe
|
AUW 220
|
Kapasitas
|
(220,0000 ± 0,0001) g
|
Rentang Ukur
|
(219,9999-220,0001) g
|
Toleransi
|
± 0,0001 g
|
3.
Data Penimbangan Labu Takar 100 mL
Ulangan
|
Labu Takar
Terkalibrasi
|
Labu Takar
Diverifikasi
|
||||
Wo (g)
|
W1 (g)
|
W=W1-Wo (g)
|
Wo (g)
|
W1 (g)
|
W=W1-Wo (g)
|
|
1
|
59,8117
|
159,2774
|
99,4657
|
58,4626
|
157,9125
|
99,4499
|
2
|
59,8027
|
159,3157
|
99,5130
|
58,4639
|
157,9119
|
99,4480
|
4.
Data Pengukuran Labu Takar 100 mL
Labu Takar
|
Ulangan
|
W(g)
|
BJ air (g/mL)
|
V air (mL)
|
Suhu air
( |
Suhu Udara (
|
Kelembaban Ruang
(%)
|
|
Terkalibrasi
|
1
|
99,4657
|
0,995433
|
99,92
|
30,7
|
29,1
|
73
|
|
2
|
99,5130
|
0,995433
|
99,97
|
30,7
|
29,3
|
77
|
||
Diverifikasi
|
1
|
99,4499
|
0,995555
|
99,89
|
30,5
|
29,1
|
73
|
|
2
|
99,4480
|
0,995433
|
99,90
|
30,7
|
29,3
|
77
|
5.
Data Nilai Volume Labu Takar 100 mL
Ulangan
|
Labu Takar
Terkalibrasi
|
Labu Takar
Diverifikasi
|
||||
W (g)
|
V (mL)
|
dV (mL)
|
W (g)
|
V (mL)
|
dV (mL)
|
|
1
|
99,4657
|
99,92
|
0,02
|
99,4499
|
99,89
|
0,01
|
2
|
99,513
|
99,97
|
0,03
|
99,4480
|
99,90
|
0,00
|
Rerata
|
99,4894
|
99,94
|
0,02
|
99,4490
|
99,90
|
0,01
|
Nilai
|
99,4894
|
99,9 ± 0,1
|
99,4490
|
99,9 ± 0,1
|
IV.2 Perhitungan
1. Volume
Labu Takar Terkalibrasi
V
=
Ulangan
1
V
=
= 99.92 ml
Ulangan 2
V
=
= 99.97 ml
V
rerata=
=
99.40 ml
2. Volume
Labu Takar Diverifikasi
V
=
Ulangan
1
V
=
= 99.89 ml
Ulangan
2
V
=
= 99.90 ml
V
rerata=
=
99.90 ml
3. Standar Deviasi Labu Takar Terkalibrasi
=
0.02 ml
=
0.03 ml
4. Standar Deviasi Labu Takar Diverifikasi
=
0.01 ml
=
0.00 ml
5. Galat Relatif
·
Labu Takar 100 ml
Terkalibrasi
= 0.04 %
·
Labu Takar 100 mL Diverifikasi
=
0.01 %
·
Galat Percobaan
Galat Percobaan Labu Takar 100 mL
=
0.04 %
IV.2
Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan dapat dilihat bahwa nilai dan bobot labu takar terkalibrasi adalah 99,4894 gram dan diverifikasi 99,4490
gram. Untuk nilai labu takar terkalibrasi adalah (99, 9 ± 0,1)mL dan diverifikasi (99, 9 ± 0,1)mL. Galat yang digunakan pada nilai di atas adalah galat alat karena galat percobaan lebih kecil dari galat alat. Galat relatif percobaan terkalibrasi adalah 0,04% dan galat relatif percobaan diverifikasi adalah 0,01%. Sedangkan untuk galat percobaan adalah 0,04%.
Galat pada percobaan lebih kecil dari galat yang ada di alat yaitu untuk yang terkalibrasi
0,02mL dan yang terverifikasi
0,005mL maka digunakan galat alat yaitu 0,1mL. Hal ini menunjukkan bahwa pada percobaan yang
dilakukan berjalan dengan baik dan tidak perlu dikalibrasi maupun diverifikasi ulang.
Kesalahan dalam percobaan dapat terjadi karena berbagai faktor, antara lain:
1. Kondisi ruangan meliputi suhu ruang, kelembapan, dan
tekanan ruangan yang kurang stabil
2. Kondisi neraca yang kurang baik.
3. Human error maksudnya dengan berganti-gantinya orang saat melakukan verifikasi
dapat menyebabkan perbedaan nilai galat yang ada saat percobaan. Pada
verifikasi seharusnya hanya boleh dilakukan oleh orang yang sama dan dalam
waktu yang sama juga supaya hasil yang diperoleh tidak terlalu jauh
BAB
V
KESIMPULAN
-
Nilai galat labu takar 100 mL yang
terkalibrasi = 0,1 mL.
-
Nilai galat labu takar 100 mL yang
terverifikasi = 0,1 mL.
-
Nilai akhir labu takar 100 mL yang
terkalibrasi = (99,9 ± 0,1) mL.
-
Nilai akhir labu takar 100 mL yang
terverifikasi = (99,8± 0,1) mL.
-
% GalatPercobaan = 0,04 %.
-
Galat relatif labu takar 100 mL yang
terkalibrasi = 0,04
%.
-
Galat relatif labu takar 100 mL yang
terverifikasi = 0,01%.
DAFTAR
PUSTAKA
http:
//trainingcenter.co.id/kalibrasi-alat-ukur-calibration-of-measuring-tool
(Diakses pada tanggal 10 Juni 2014)
http
: //www.academia.edu/7197334/Pengenalan_alat_alat_gelas.(Diakses pada 10 Juni
2014)
http: //share.its.ac.id/mod/resource/view.php?id=273 (Diakses pada 10 Juni 2014)