TAK KU DUGA
“Ibuk,
aku pulang!” dengan wajah gembira dan dengan perasaan yang senang Tia masuk
kerumahnya. Dia sudah rindu dengan suasana rumah dan belaian dari ibu nya.
Tapi, tak seorangpun ia temukan di dalam rumahnya.
Sesekali Tia berteriak,
“Tia pulang buk, Ibuk dimana? “
“Assalamu’alaikum,
Tia pulang ini.” tapi tetap saja tidak ada jawaban dan dia tidak menemukan ibuk
ataupun keluarga yang lainnya.
Tia
sudah 2 bulan tidak pulang kerumah. Dia menjalani pendidikan di polisi wanita
Jakarta. Komunikasi dengan keluarga pun tidak sama sekali. Oleh karena itu, dia
sangat rindu dengan suasana rumah dan suara ibuk maupun ayahnya. Hari ini dia
sedang IBL (Ijin Bermalam Luar). Dan momen ini yang sangat dia tunggu, bisa
pulang dan bertemu keluarganya. Tapi, tak seorangpun dia temui dirumahnya.
Cemas, bingung dan sedih campur jadi satu. Tia bergegas
menuju kamarnya dan mencari ponselnya yang dia simpan di lemari pakaiannya. Dia
langsung menelpon ibu dan ayah, tapi tetap saja tidak ada jawaban. Berkali-kali dia telpon, tapi tetap saja
nihil. Selalu tidak ada jawaban.
“Ya Allah, apa yang sedang terjadi dengan keluargaku.
Kenapa saat aku pulang, tidak ada satupun keluargaku yang aku temui. Dimana kah
mereka Tuhan?” Tia masih saja sibuk dengan ponselnya. Dia mencoba menghubungi
saudara-saudaranya. Tapi, usaha Tia sia-sia. Tidak ada jawaban dari panggilan
itu.
Air mata pun mulai menetes dari mata Tia. Dia bingung
harus bagaimana menemukan dan menghubungi Ayah maupun Ibu nya kalau dia sudah
berada dirumah. Tia lelah, sampai akhirnya dia menyerah. Dia tertidur. Tidak
lama kemudian.
“Kring,kring,kring”
ponselnya berbunyi. Tia bangun dan bergegas mengambil ponsel itu. Dilihatnya
nama ayahnya yang memanggil.
“Assalamu’alaikum
ayah, ayah aku pulang ini. Tia sudah dirumah yah, Ayah sama ibuk baru dimana?
Kenapa panggilan Tia tidak dijawab dan kenapa rumah kosong yah?” kata Tia.
“Wa’alaikumsalam
Nak. Alhamdulilah kamu sudah pulang. Maafkan Ayah nak, ayah tidak mengabari
kamu. Ayah takut kamu disana kepikiran dan tidak konsen dengan pendidikanmu!”
seru ayah.
“Yah,sebenarnya
apa yang sedang terjadi dengan keluarga ini. Semua baik-bak saja bukan?” tanya
Tia.
“Ibu
masuk rumah sakit Tia, dan keadaan dia sedang kritis. Semua keluarga sedang
disini. Nanti kamu akan di jemput kak Nova. Sabar ya sayang.” jawab Ayah.
Tia
kaget dan langsung menelpon kak Nova. Dia sudah tidak sabar ingin bertemu
ibunya. Air matanya terus menetes. Dia tidak percaya kalau ibunya sedang
terbaring dirumah sakit dan dalam keadaan kritis. Selama ini yang Tia tahu,
ibunya tidak pernah menderita penyakit yang serius. Tiba-tiba kabar dari
ayahnya sangat mengejutkan dia.
“Bu,Tia
pulang bu. Ibu buka mata, Tia pulang ini.” sambil memeluk ibuknya yang sedang
terbaring lemah. Kemudian dia menghampiri Ayahnya yang sedang berdiri
dibelakangnya. “Ayah,ibuk sakit apa? Kenapa dia sampai tak sadarkan diri? Apa
yang sudah terjadi, Yah?”
Ayahnya bercerita tentang penyakit ibu nya. Tia kaget
mendengarkan cerita dari Ayah. Dan dia harus siap dengan apa yang terjadi
dengan ibu nya. Tapi dia tetap tidak percaya kalau ibu nya sedang berjuang
untuk melawan pembekakan darah di kepalanya. Saat ibunya mengatarkan Tia untuk
masuk ke pendidikan, beliau sehat wal afiat. Tak ada keluh kesah pun yang
terucap dari ibu nya. Yang dia ingat hanyalah perkataan ibunya yang akan selalu
merindukan Tia dan menunggu dia pulang.
Pukul 19.00 Tia mengantarkan ibu ke ruang operasi. Dia
didampingi saudara-saudaranya dan selalu disemangatin mereka. Saat itu, doa Tia
hanya satu. Dia ingin lihat ibunya senyum melihat dia pulang dan memeluk dia.
“Lancarkanlah
operasinya ya Allah, kuatkanlah ibu!”pinta Tia.
Air
matanya tidak henti-hentinya menetes. Tia terus berdoa untuk kelancaran operasi
ibu nya. Sampai akhirnya, dokter keluar dari ruang operasinya dan bilang bahwa
operasi berjalan dengan lancar. Sujud syukur dia panjatkan kepada Allah, dan
senyum dari wajah manisnya terpancar
sudah.
“Inilah KuasaMu ya Allah, terimakasih Engkau telah
memberi kesempatan aku untuk bertemu ibu dan kembali merasakan pelukannya.
Terimakasih ya Allah”