PAPER
ANORGANIK
UNSUR
DAN SENYAWA GAS MULIA
Disusun oleh :
1. Farma Ventirika C (136685)
2. Nur Chasanah A (136793)
3. Rindie Aurora P (136829)
4. Siti Hani N (136862)
5. Tahnia Syafril (136873)
6. Yunindiatama S (136902)
KELAS : IA
2. Nur Chasanah A (136793)
3. Rindie Aurora P (136829)
4. Siti Hani N (136862)
5. Tahnia Syafril (136873)
6. Yunindiatama S (136902)
KELAS : IA
AKADEMI KIMIA ANALISIS BOGOR
2013
GAS
MULIA
I.
PENDAHULUAN
Gas mulia adalah unsur-unsur golongan VIIIA dalam
tabel periodik. Unsur-unsur ini bersifat sangat stabil (sukar bereaksi).
Menurut Lewis, kestabilan gas mulia tersebut disebabkan oleh konfigurasi
elektronnya yang terisi penuh, yaitu konfigurasi duplet (khusus Helium: 1s2)
dan oktet: ns2np6. Kestabilan gas mulia ini dicerminkan
oleh energi ionisasinya yang sangat besar, dan afinitas elektronnya yang sangat
rendah (bertanda positif). Gas mulia juga merupakan gas yang mempunyai sifat
lengai, tidak reaktif, dan susah bereaksi dengan bahan kimia lain. Gas mulia
banyak digunakan dalam sektor perindustrian. Unsur-unsur yang terdapat dalam
gas mulia yaitu Helium (He), Neon (Ne), Argon (Ar), Kripton (Kr), Xenon (Xe),
dan Radon (Rn).
A.
SEJARAH
Di abad ke-18, H.
Cavendish menemukan komponen yang sama sekali tidak bereaksi di udara. Lalu
pada tahun 1894, Lord Raleigh dan Sir William Ramsay berhasil memisahkan salah
satu unsur gas di atmosfer berdasarkan data spektrum. Lalu ia mencoba
mereaksikan zat tersebut tetapi tidak berhasil dan akhirnya zat tersebut diberi
nama argon. Di tahun 1868, Pierre Janssen dan Joseph Horman Lockyer ketika
sedang meneliti gerhana matahari total mereka menemukan sebuah garis baru di
spektrum sinar matahari. Mereka meyakini bahwa itu adalah lapisan gas yang belum
diketahui sebelumnya, lalu mereka memberinya nama Helium.
Gas mulia
yang lain ditemukan segera dari hasil destilasi udara cair pada tahun 1898
yaitu neon (neos = baru), xenon ( xenos = asing/ tak dikenali) dan krypton (
kryptos = tersembunyi ). Kemudian pada tahun 1900, Rutherford mendapatkan bahwa
ada gas yang dihasilkan oleh mineral radium, gas itu bersifat radioaktif dan
dinamakan radon oleh Schmidt dalam tahun 1918. Asal usul nama unsur gas mulia:
·
Helium → Helios (Yunani) : matahari
·
Argon → Argos (Yunani) : malas
·
Neon → Neos (Yunani) : baru
·
Kripton → Kriptos (Yunani) : tersembunyi
·
Xenon → Xenos (Yunani) : asing
·
Radon → Radium
B.
KEBERADAAN
DI ALAM
Gas
mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIII A dan memiliki
kestabilan yang sangat tinggi. Gas mulia terdiri atas unsur Helium (He), Neon
(Ne), Argon (Ar), Kripton (Kr), Xenon (Xe) dan Radon (Rn). Semua gas mulia dapat
dijumpai di atmosfir. Perbandingan gas mulia di udara dalam bagian per sejuta
volumenya yaitu:
· Helium = 0,000524
%
· Neon
= 0.00182 %
· Argon = 0.934
%
· Kripton
= 0,000114 %
· Xenon = 0.000008
%
· Radon = 6x10-18
%
Di
alam semesta kandungan Helium adalah yang paling banyak di antara gas mulia
lain, karena Helium merupakan bahan bakar dari matahari dan merupakan komponen
(unsur) yang diproses dari gas alam. Argon merupakan gas yang paling banyak
dijumpai di atmosfir. Radon amat sedikit jumlahnya di atmosfer atau udara dan
bersifat radioaktif. Gas mulia kecuali Radon diperoleh dengan cara destilasi
bertingkat udara cair, sedangkan Radon dapat diperoleh dari peluruhan
radioaktif unsur Radium.
C. KARAKTERISTIK
Sifat-sifat umum gas mulia antara lain:
- Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan
sedikit larut dalam air.
- Mempunyai elektron valensi 8
(ns2np6) dan khusus untuk Helium mempunyai elekron
valensi 2 (1s2).
- Terdiri atas satu atom
(monoatomik).
- Kulit terluarnya sudah penuh
maka gas mulia bersifat stabil dan tidak reaktif. Jadi, afinitas
elektronnya mendekati nol.
a.
Sifat
Fisika
Sifat
|
He
|
Ne
|
Ar
|
Kr
|
Xe
|
Rn
|
Nomor
atom
|
2
|
10
|
18
|
36
|
54
|
86
|
Konfigurasi
elektron terluar
|
1s2
|
2s2
2p6
|
3s3
3p6
|
4s2 4p6
|
5s2 5p6
|
6s26p6
|
Massa
atom relatif (Ar)
|
4,003
|
20,183
|
39,948
|
83,80
|
131,30
|
222
|
Massa
jenis (kg/m3)
|
0,178
|
0,900
|
1,78
|
3,73
|
5,89
|
9,73
|
Titik
leleh (˚C)
|
-272,2
|
-248,6
|
-189,4
|
-157,2
|
-111,8
|
-71
|
Titik
didih (˚C)
|
-268,9
|
-246,0
|
-185,9
|
-153,4
|
-108,1
|
-62
|
Keelektronegatifan
|
2,7
|
4,4
|
3,5
|
3,0
|
2,6
|
2,4
|
Entalpi
peleburan (kJ/mol)
|
0,01
|
0,32
|
1,1
|
1,5
|
2,1
|
2,89
|
Entalpi
penguapan (kJ/mol)
|
0,08
|
1,8
|
6,3
|
5,5
|
13,6
|
16,4
|
Energi
ionisasi (kJ/mol)
|
2639
|
2079
|
1519
|
1349
|
1169
|
1040
|
Afinitas
elektron (kJ/mol)
|
21
|
29
|
35
|
39
|
41
|
41
|
Jari-jari
atom (Ǻ)
|
0,50b
|
0,65b
|
0,95b
|
1,10
|
1,30
|
1,45b
|
Jumlah
isotop di alam
|
2
|
3
|
3
|
6
|
9
|
20
|
- Kerapatannya
bertambah dari Helium ke Radon
Nilai
kerapatan gas mulia dipengaruhi oleh massa atom, jari-jari atom dan gaya
London. Nilai kerapatan semakin besar dengan besar dengan pertambahan massa
atom dan kekuatan gaya London, sebaliknya semakin kecil dengan pertambahan
jari-jari atomnya, karena nilai kerapatan gas mulia bertambah dari He ke Rn
maka kenaikan nilai massa atom dan kekuatan gaya London dari He ke Rn lebih
dominan dibandingkan kenaikan jari-jari atom.
2.
Titik didih dan titik leleh bertambah dari He ke Rn
Hal ini dikarenakan kekuatan gaya London bertambah dari He ke Rn sehingga
atom-atom gas mulia semakin sulit lepas. Dibutuhkan energi dalam hal ini suhu
yang semakin besar untuk mengatasi gaya London yang semakin kuat.
3.
Energi ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan untuk
membebaskan elektron suatu atom. Untuk unsur segolongan (atas-bawah), semakin
ke bawah semakin kecil potensial ionisasinya sedangkan untuk unsur seperiode (kiri-kanan),
semakin ke kanan semakin besar potensial ionisasinya.
4.
Afinitas elektron
Afinitas electron adalah energi yang dibebaskan atom
netral dalam pengikatan electron untuk membentuk ion negatif. Dengan elektron
valensi yang sudah penuh, unsur gas mulia sangat sukar untuk menerima elektron.
5.
Jari-jari Atom
Jari-jari atom unsur-unsur golongan gas mulia sangat kecil
(dalam satu golongan, semakin ke atas semakin kecil) sehingga elektron terluar
relatif lebih tertarik ke inti atom. Oleh sebab itu, atom-atom gas mulia sangat
sukar untuk bereaksi.
6.
Wujud Gas Mulia
Titik didih dan titik leleh unsur-unsur gas mulia lebih kecil
dari pada suhu kamar (250C atau 298K) sehinga seluruh unsur gas
mulia berwujud gas. Karena kestabilan unsur-unsur gas mulia, maka di alam
berada dalam bentuk monoatomik.
7.
Kelarutan
Kelarutan gas mulia dalam air bertambah besar dari Helium
(He) hingga Radon (Rn). Pada suhu 0°C dalam 100 ml air terlarut 1 ml He, 6 ml
Ar dan 50 ml Rn.
8.
Konfigurasi Elektron
Adapula hal penting yang menyebabkan gas mulia amat stabil
yaitu konfigurasi elektronnya. Berikut adalah konfigurasi elektron gas mulia:
He
= 1s2
Ne
= 1s2 2s2 2p6
Ar
= 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
Kr
= 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2
3d10 4p6
Xe
= 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2
3d10 4p6 5s2 4d10 5p6
Rn
= 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2
3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2
4f14 5d10 6p6
b.
Sifat
Kimia
Selama bertahun-tahun unsur-unsur golongan VIIIA disebut
sebagai gas inert (tak bereaksi), sebab masing-masing nampak sama
sekali tidak reaktif secara kimia. Pada tahun 1962 dunia menyaksikan seorang
ahli kimia Canada Neil Barlett, membuat sebuah senyawa stabil yang dianggap
mempunyai rumus XePtF6 yang berwarna kuning. Dalam waktu yang
singkat, ahli riset yang lainnya pun menunjukan bahwa xenon dapat
langsung bereaksi dengan flour dengan membentuk senyawa biner sederhana,
seperti XeF2, XeF4 dan XeF6. Lambat laun
istilah inert untuk gas mulia tidak sesuai lagi dan kebanyakan ahli menyimpulkan
bahwa sifat gas mulia ini ialah agak tidak reaktif atau secara kimia bersifat
menyendiri dan disebut logam mulia. Ada juga
produk dari unsur-unsur lainya yaitu XeOF4, XeO2F4,
XeO3, KrF2 dan lain-lain.
D.
PEMBENTUKAN
GAS MULIA
Beberapa cara pembentukan senyawa gas mulia sebagai
berikut:
1. Melalui
keadaan tereksitasi → pembentukan senyawaan helium
Senyawaan dari Helium dikenal dengan nama senyawa helida.
Senyawa ini terbentuk dengan penyerapan sejumlah energi sehingga dapat
mengalami eksitasi dari keadaan dasar (ground
state). Helium dalam keadaan ini akan memiliki konfigurasi elektron 1s1
2s1. Keadaan ini hanya akan teramati secara spektroskopi dalam
tabung lucutan listrik pada tekanan yang rendah dengan adanya mercury,
tungsten, dan lain-lain untuk membentuk senyawa HgHe2, HgHe10,
WHe2. Sebagai tambahan, elektroda logam dari tabung tersebut juga
dapat membentuk suatu senyawa dengan Helium yaitu BiHe2, FeHe, Pt3He,
PdHe. Dalam persenyawaan tersebut, helium hanya dapat diadsorbsi dipermukaan
logam saja sehingga dapat dikatakan bahwa senyawaan tersebut bukanlah senyawa
yang sebenarnya.
2. Melalui
ikatan koordinasi → pembentukan senyawaan argon
Gas
mulia memiliki beberapa pasang elektron sunyi, helium memiliki satu pasang dan
gas mulia lainnya masing-masing memiliki empat pasang. Oleh karena itu, gas
mulia memiliki kemampuan sebagai atom donor. Analisa termal untuk argon dan
boron trifluorida dapat menunjukkan bahwa argon dapat membentuk ikatan
koordinasi dengan BF3.
3.
Melalui
interaksi dwi-kutub atau dwi-kutub terinduksi → pembentukan hidrat
Apabila
gas mulia bercampur dengan senyawa polar yang memiliki momen dwi-kutub yang
besar, maka gas itu dapat mengalami polarisasi sehingga akan terbentuk dwi-kutub
terinduksi dalam atom gas mulia. Hal ini terbukti dari besarnya kelarutan gas
mulia dalam air yang bertambah sesuai dengan kenaikan berat atom. Dengan cara
ini telah dikenal beberapa senyawa yang berasal dari gas mulia dengan fenol,
seperti Kr(C6H5OH)2, Xe(C6H5OH)2,
dan Rn(C6H5OH)2.
4.
Pembentukan
senyawa klatrat
Senyawa
ini merupakan senyawa yang terbentuk karena terperangkapnya suatu atom atau
molekul kecil pada ruang kosong dalam suatu kisi kristal senyawa lain. Apabila
senyawa kuinol (1,4 dihidroksi benzena) bercampur dengan gas mulia dikristalkan
pada tekanan 10-40 atmosfer, maka gas mulia itu akan terperangkap dalam ruang
kosong berdiameter 4 Å dalam kisi kristal beta kuinol. Apabila kristal ini dilarutkan, maka ikatan hidrogen yang
ada akan rusak dan gas mulia yang terperangkap itu akan lepas. Untuk gas mulia
seperti Ar, Kr, dan Xe dapat membentuk senyawa klatrat dalam es (air padat),
dan sering disebut gas mulia terhidrat, yang memiliki perbandingan H2O
: gas mulia = 6 : 1.
E.
KEREAKTIFAN
GAS MULIA
Gas mulia
dalam keadaan dasarnya memenuhi kondisi (1)-(3) untuk kestabilan kimia :
1) Tidak memiliki elektron yang tidak
berpasangan,
2) Energi ionisasi sangat besar, dan
3) Afinitas elektronnya negatif dan
dengan demikian kereaktifannya sangat rendah.
Akan
tetapi, beberapa reaksi dapat terjadi jika kondisinya sebagian tidak dipenuhi.
Meskipun energi ionisasi untuk atom gas mulia besar, nilainya menurun dalam
urutan sebagai berikut, He (24.6eV), Ne (21.6 eV), Ar (15.8 eV), Kr (14.0 eV)
dan ionisasi energi untuk Xe adalah 12.1 eV, pada Xe energi ionisasi lebih
kecil dari atom hidrogen (13.6 eV). Hal ini memberikan indikasi bahwa kondisi
(2) tidak berlaku untuk Xe. Dengan mencatat kecenderungan ini, N. Bartlet
melakukan sintesis XePtF6 dari Xe dan PtF6 pada tahun
1962 dan juga N. H. Clasen memperoleh XeF4 melalui reaksi termal
antara Xe dan F2 pada tahun 1962. Selanjutnya, XeF2, XeF6,
XeO3, XeO4 dan beberapa senyawa gas mulia lainnya telah
berhasil disintesis dan mengakibatkan hipotesis bahwa gas mulia adalah gas yang
tidak reaktif ditolak.
II.
JENIS-JENIS
GAS MULIA
a.
Helium
i.
Sejarah
Berasal dari bahasa yunani helios (matahari), Janssen menemukan bukti keberadaan helium pada
saat gerhana matahari total tahun 1868 ketika dia mendeteksi sebuah garis baru
di spektrum sinar matahari. Lockyer dan Frankland menyarankan pemberian nama
helium untuk unsur tersebut. Pada tahun 1895, Ramsay menemukan helium di
mineral cleveita uranium. Helium
merupakan elemen kedua terbanyak di alam semesta. Secara spektrosopik helium
telah dideteksi keberadaannya di bintang-bintang.
Pemfusian hidrogen menjadi helium menghasilkan
energi yang luar biasa dan merupakan proses yang dapat membuat matahari
bersinar secara terus-menerus. Walau banyak terdapat dalam berbagai mineral
radioaktif sebagai produk-produk radiasi, sebagian besar pasokan helium untuk
Amerika Serikat terdapat di sumur-sumur minyak Texas, Oklahoma, dan Kansas. Di
luar AS, pabrik ekstraksi helium hanya terdapat di Polandia, Rusia, dan India
(data tahun 1986).
ii.
Pengolahan
atau sumber
Gas alam mengandung hidrokarbon dan zat seperti CO2, uap air, He, dan
pengotor lainnya. Untuk mengekstraksi He dari gas alam, digunakan proses
pengembunan (liquefaction). Pada tahap awal, CO2 dan uap air terlebih dahulu
dipisahkan (Hal ini karena pada proses pengembunan, CO2 dan uap air dapat
membentuk padatan yang menyebabkan penyumbatan pipa). Kemudian, gas alam
diembunkan pada suhu di bawah suhu pengembunan hidrokarbon tetapi di atas suhu
pengembunan He. Dengan demikian, diperoleh produk berupa campuran gas yang
mengandung 50% He, N2, dan pengotor lainnya. Selanjutnya, He dimurnikan dengan
proses antara lain:
a)
Proses kriogenik (kriogenik artinya menghasilkan
dingin). Campuran gas diberi tekanan, lalu didinginkan dengan cepat agar N2
mengembun sehingga dapat dipisahkan, sisa campuran dilewatkan melalui arang
teraktivasi yang akan menyerap pengotor sehingga diperoleh He yang sangat
murni.
b) Proses adsorpsi. Campuran gas dilewatkan melalui bahan
penyerap (adsorbent bed) yang secara selektif menyerap pengotor. Proses ini
menghasilkan He dengan kemurnian 99,997% atau lebih.
iii. Sifat- sifat
Helium memiliki titk lebur paling rendah di antara
unsur-unsur dan banyak digunakan dalam riset suhu rendah (cyrogenic) karena
titik leburnya dekat dengan 0º K.
Helium
memiliki sifat-sifat unik lainnya, yaitu sebagai satu-satunya benda cair yang
tidak bisa diubah bentuknya menjadi benda padat hanya dengan menurunkan
suhunya. Unsur ini tetap dalam bentuknya yang cair sampai 0⁰ K pada tekanan normal, tetapi akan segera berbentuk
padat jika tekanan udara dinaikkan.
Spesifikasi
sangat tinggi. Berat jenis gas helium pada titik didih normal juga sangat
tinggi. Molekul-molekul gasnya mengembang dengan cepat ketika dipanaskan pada
suhu ruangan.
Secara
normal helium memiliki 0 valensi, tapi ia juga memiliki tendensi untuk
menggabungkan diri dengan unsur-unsur lain.
iv. Kegunaan
-
Sebagai gas
tameng untuk mengelas
- Sebagai gas pelindung dalam menumbuhkan
kristal-kristal silikon dan germanium, serta dan dalam memproduksi titanium dan zirkonium.
- Sebagai agen pendingin untuk reaktor nuklir
- Sebagai gas yang digunakan di lorong angin (wind
tunnels)
- Campuran
helium dan oksigen digunakan sebagai udara buatan untuk para penyelam dan para pekerja lainnya yang bekerja di bawah tekanan udara tinggi. Perbandingan antara
He dan O2 yang berbeda-beda digunakan untuk kedalaman penyelam yang
berbeda-beda.
- Helium lebih banyak digunakan dalam pengisian balon
udara ketimbang hidrogen yang lebih berbahaya.
- Helium
digunakan dalam pengisian balon-balon raksasa yang memasang berbagai iklan
perusahaan-perusahaan besar, termasuk Goodyear.
- Helium sedang dikembangkan oleh militer AS untuk
mendeteksi peluru-peluru misil yang terbang rendah. Badan Antariksa AS NASA
juga menggunakan balon-balon berisi gas helium untuk mengambil sampel atmosfer
di Antartika untuk menyelidiki penyebab menipisnya lapisan ozon.
-
Helium cair digunakan sebagai zat pendingin karena
memiliki titik uap yang sangat rendah.
-
Memberi tekanan pada bahan bakar roket.
- Campuran Helium dan Oksigen juga dipakai oleh para
pekerja dalam terowongan dan tambang bawah tanah yang bertekanan tinggi.
- Di rumah sakit, campuran Helium dan Oksigen dipakai
sebagai pernapasan pada penderita asma.
b.
Neon
i.
Sejarah
Ditemukan oleh Ramsay dan Travers pada tahun 1898.
Neon adalah unsur gas mulia yang terdapat di atmosfer hingga 1:65.000 udara.
ii.
Pengolahan
atau sumber
Neon diperoleh dengan mencairkan udara dan melakukan
pemisahan dari gas lain dengan penyulingan bertingkat.
Pada tahap awal CO2 dan uap air
dipisahkan terlebih dahulu, kemudian udara diembunkan dengan memberikan tekanan
200 atm diikuti pendinginan cepat. Sebagian besar udara akan membentuk cair
dengan kandungan gas mulia yang lebih banyak yaitu 60% gas mulia (Ar, Kr, dan
Xe), sisanya 30% O2 dan 10% N2. Sisa udara yang
mengandung He dan Ne tidak mengembun karena titik didih kedua gas tersebut
sangat rendah. Gas He dan Ne akan terkumpul dalam kubah kondensor sebagai gas
yang tidak terionisasi.
iii.
Sifat-sifat
Dalam tabung vakum yang melepaskan muatan listrik,
Neon menyala orange kemerahan, memiliki kemampuan refrigerator 40 kali lipat
dari Helium cair dan 3 kali lipat dari Hidrogen cair, dibanding semua gas mulia
pelepasan muatan Neon memiliki intensitas lebih tinggi ada tegangan dan arus
yang luar biasa.
iv.
Kegunaan
-
Neon biasanya digunakan untuk mengisi lampu neon
-
Neon digunakan juga sebagai zat pendingin, indicator
tegangan tinggi, penangkal petir dan untuk pengisi tabung-tabung televise.
-
Neon cair digunakan sebagai pendingin pada reactor
nuklir.
- Neon dapat digunakan untuk pengisian
bola lampu di landasan pesawat terbang. Karena Ne menghasilkan cahaya terang
dengan intensitas tinggi apabila dialiri arus listrik.
-
Neon digunakan sebagai reklame
c.
Argon
i. Sejarah
Ditemukan pada tahun 1894 oleh W Ramsay dan J
Rayleigh. Argon ini bersumber dari udara cair dan peluruhan radioaktif kalium -40, Pengertian argon atau definisi
argon sendiri adalah nama unsur kimia dengan nomor atom 18 dan nomor atom massa
39,95. Merupakan unsur bukan logam, tetapi merupakan gas dengan titik beku
-189,2º C dan titik didik -185,7 º
ii. Pengolahan atau sumber
Argon dihasilkan dari penyulingan bertingkat udara
cair karena atmosfer mengandung 0,94% Argon. Atmosfer Mars mengandung 1,6%
isotop Argon 40 dan sebesar 5 ppm untuk isotop Argon 36.
iii. Sifat-sifat
Argon larut dalam air, memiliki kelarutan yang sama
dengan oksigen. Argon tidak berwarna dan tidak berbau, baik dalam bentuk
gas maupun cair. Argon dikenal sebagai
gas inert dan tidak diketahui senyawa kimia yang dibentuknya sama halnya
krypton, xenon, dan radon.
iv. Reaksi
Ar(s) + HF →
HArF (Argonhidroflourida)
Keterangan : Senyawa ini dihasilkan oleh fotolisis
dan matriks Ar padat dan stabil pada suhu rendah.
v. Kegunaan
- Sebagai pengisi lampu pijar karena tidak bereaksi
dengan kawat wolfram yang panas
- Untuk lampu reklame dengan cahaya berwarna merah muda
- Sebagai atmosfer pada pengelasan benda-benda yang
terbuat dari stainless steal, titanium, magnesium dan aluminium. Misalkan
pengelasan titanium pada pembuatan pesawat terbang atau roket.
- Digunakan dalam pengisian tabung pemadam
kebakaran.
- Sebagai gas inert logam, argon biasanya
sering dicampur dengan CO2.
- Sebagai pilihan gas pada plasma yang
digunakan dalam ICP spectroscopy.
d.
Krypton
i.
Sejarah
Krypton adalah elemen kimia dengan symbol Kr dengan
nomor atom 36. Unsur Krypton ditemukan pada tahun 1898 oleh Ramsay dan Travers
dalam residu yang tersisa setelah udara cair hampir menguap semua. Pada tahun
1960, disetujui secara internasional bahwa satuan dasar panjang, meter, harus
didefinisikan sebagai garis spektrum merah oranye dari 86Kr. Hal ini
untuk menggantikan standar meter di Paris, yang semula didefinisikan sebagai
batangan alloy platina-iridium. Pada bulan Oktober 1983, satuan meter, yang
semula diartikan sebagai satu per sepuluh juta dari kuadrat keliling
kutub bumi, akhirnya didefinisi ulang oleh lembaga International bureau of
Weights and Measures, sebagai panjang yang dilalui cahaya dalam kondisi vakum
selama interval waktu 1/299,792,458 detik.
ii.
Pengolahan
atau sumber
Krypton terdapat di udara dengan kadar 1 ppm.
Atmosfer Mars diketahui mengandung 0.3 ppm krypton. Krypton padat adalah zat
kristal berwarna putih dengan struktur kubus pusat muka yang merupakan sifat
umum pada semua gas mulia.
iii. Sifat-sifat
Gas krypton merupakan sejenis gas nadir, berwarna
hijau dan mempunyai spectral berwarna jingga dan merupakan salah satu produk
pembelahan uranium. Krypton memiliki sifat inert (tidak reaktif) dan stabil,
sehingga krypton berfungsi sebagai pelindung untuk melindungi material lain
yang tidak stabil terhadap udara. Jumlah Krypton dalam ruang tidak pasti,
seperti halnya jumlah yang diperoleh dari aktivitas yang meteoric dan ari
angina badai matahari.
iv. Reaksi
Kr(s) + F2 (s) →
KrF2 (s) (Kripton flourida)
Keterangan : Reaksi ini dihasilkan dengan cara
mendinginkan Kr dan F2 pada suhu -196 0C lalu diberi
loncatan muatan listrik atau sinar X.
v.
Kegunaan
-
Digunakan dalam pengisian bola lampu blitz pada
kamera.
- Kripton dapat digabungkan dengan gas lain untuk
membuat sinar hijau kekuningan yang dapat digunakan sebagai kode dengan
melemparkannya ke udara.
- Gas krypton bersama dengan argon
digunakan untuk mengisi lampu tioresensi (lampu neon) bertekanan rendah. Krypton inilah yang membuat lampu menyala
menjadi putih.
- Digunakan dalam beberapa bola lampu khusus seperti
bola lampu menara pada mercusuar, bola lampu landasan pacu bandara sebagai
penerangan dan penunjuk jalan bagi pesawat terbang yang akan mendarat atau
meninggalkan landasan di malam hari.
-
Kripton bercahaya putih dapat digunakan
untuk efek yang bagus dalam tabung gas warna.
-
Untuk lampu kilat fotografi berkecepatan
tinggi.
e.
Xenon
i.
Sejarah
Xenon (Xe) adalah suatu unsur kimia dalam tabel
periodik yang memiliki lambang Xe dan nomor atom 54. Xenon termasuk kelompok
gas mulia yang tidak berwarna, dan tidak berbau. Xenon di temukan pertama kali
oleh sir William Ramsey dan Morris William Travers. Unsur ini ditemukan dalam
bentuk gas, yang dilepakan dari mineral mata air tertentu, dan dihasilkan
secara komersial dengan ekstraksi udara cair. Sebelum tahun 1962, diasumsikan
bahwa xenon dan gas mulia lainnya tidak dapat membentuk senyawa.
ii.
Pengolahan
atau sumber
Beberapa tahun terakhir telah ditemukan bahwa xenon,
seperti halnya unsur gas mulia lainnya, memang membentuk senyawa. Di antara
senyawa xenon tersebut adalah natriun perxenat, xenon deuterat, xenon hidrat,
difluorida, tetrafluorida dan heka fluorida. Xenon trioksida, yang sangat
eksplosif, sudah dapat dibuat. Lebih dari 80 senyawa xenon telah dibuat dengan
xenon yang terikat secara kimiawi dengan fluor dan oksigen. Beberapa senyawa
xenon memiliki warna. Senyawa Xenon dengan logam telah dihasilkan dengan
menggunakan tekanan ratusan kilobar. Xenon dalam tabung vakum
menghasilkan kilau biru yang indah ketika dieksitasi dalam pelepasan muatan
listrik.
iii. Senyawa-senyawa xenon
1.
Xenon difluorida
Senyawa XeF2 dibuat dengan interaksi Xe dengan kekurangan F2
pada tekanan tinggi. Ia larut dalam air menghasilkan larutan dengan bau tajam
XeF2. Hidrolisis berlangsung lambat namun cepat dengan adanya basa :
XeF2 + 2OH- → Xe + ½
O2 +2F- + H2O
XeF2 juga dapat terbentuk dari xenon padat direaksikan dengan
difluora oksida pada suhu 120C.
Xe(s) + F2O(g) → XeF2(S)
+ ½ O2(g)
XeF2 pereaksi yang baik untuk reaksi flourinasi benzene yaitu
untuk mensubsitusi atom H pada benzene dengan atom F.
C6H6 + XeF2 → C6H5F
+ Xe + HF
2.
Xenon tetraflourida (XeF4)
Senyawa XeF4 dibuat dari memenaskan Xe dan F2 pada
suhu 400oC dan tekanan 6 atm dengan katalis nikel,tetapi dikotori
oleh XeF2 lebih banyak. Sebaiknya bila perbandingan itu besar maka
XeF4 yang banyak.
XeF2 + F2 → XeF4
3. Xenon heksaflourida (XeF6)
Senyawa ini diperoleh dengan interaksi XeF4 dan F2
dibawah tekanan atau langsung dari Xe dan flour pada suhu diatas 250oC
dan tekanan >50 atm. XeF6 pada suhu kamar (25oC, 1 atm)
berbentuk kristal berwarna dengan titik leleh 48oC. Bentuk
molekulnya diduga oktahedral yang terdistarsi atau secara teori segi lima
piramida.
XeF4 + F2 → XeF6
XeF6 luar biasa reaktif, dapat bereaksi dengan silika
membentuk senyawa oksi gas mulia yang paling stabil, reaksinya sebagai berikut
:
SiO2 (s) + 2XeF6(g) → SiF4
+ 2XeOF4(g)
Pada suhu
kamar XeOF4 berbentuk cairan tak berwarna. Molekul XeOF4 dan
XeO2 berbentuk segi empat piramida dan segitiga piramida. XeF6 dapat
bertindak sebagai garam terhadap F- dan dapat diubah menjadi
heptafluoroheksat.
XeF6 + RbF → RbXeF7
Garam Rb dan
Cs adalah senyawaan xenon yang paling stabil yang dikenal dan terdekomposisi
hanya di atas 4000C. Garam natrium kurang stabil dan dapat digunakan
untuk memurnikan XeF6 karena ia terdekomposisi di bawah 1000C.
·
Senyawa Xenon – Oksigen
Xenon dapat bereaksi dengan oksigen membentuk suatu
senyawa yang disebut dengan xenon oksida, seperti:
1. Xenon Trioksida (XeO3)
Senyawa XeO3 dibentuk
dalam hidrolisis XeF4 dan XeF6
3XeF4 + 6H2O → XeO3
+ 2Xe + 3/2 O2 +12HF
XeF6 + 3H2O → XeO3
+ 6HF
Larutan XeO3 tidak berwarna, tidak berbau dan stabil. Dalam
penguapan XeO3 diperoleh sebagai suatu padatan putih yang mudah
menguap di udara yang berbahaya karena mudah meledak. Dalam larutan yang
bersifat basa, ion xenat (IV) dibentuk.
XeO3 + OH- → HXeO4-
Namun ion
HXeO4- disproporsionasi lambat menghasilkan ion Ksenat
(IV) atau persenat.
2HXe4- + 2OH- →
XeO64- + Xe + O2 + 2H2O
Persenat
dibentuk tidak hanya dengan disproporsionasi HXeO4- namun
juga bila mana ion ini dioksidasi dengan ozon. Larutan persenat merupakan pengoksidasi
yang kuat dan cepat.
Dalam larutan alkali bentuk utama ialah ion HXeO62-
dan persenat hanya direduksi lambat oleh air. Meskipun demikian dalam larutan
asam reaksinya berlangsung segera :
HXeO62- + H+ → HXeO4-
+ ½ O2 + H2O
2.
Xenon Tetraoksida (XeO4)
Apabila barium persenat dipanaskan dengan H2SO4 pekat
xenon tetraoksida terbentuk sebagai gas yang mudah meledak dan sangat tidak
stabil.
iv.
Reaksi
a) Xe(g) + F2(g)
→ XeF2(s) (Xenon flourida)
b) Xe(g) + 2F2(g) →
XeF4(s) (Xenon (IV) flourida)
c) Xe(g) + 3F2(g)→
XeF6(s) (Xenon (VI) flourida)
Keterangan :
XeF2 dan XeF4
dapat diperoleh dari pemanasan Xe dan F2 pada tekanan 6 atm, jika jumlah
peraksi F2 lebih besar maka akan diperoleh XeF6.
d) XeF6(s) + 3H2O(l)
→ XeO3(s) + 6HF(aq) (Xenon oksida)
e) 6XeF4(s) + 12H2O(l)
→ 2XeO3(s) + 4Xe(g) + 3O(2)(g) + 24HF(aq)
(Xenon oksida)
Keterangan :
XeO4 dibuat dari reaksi disproporsionasi (reaksi dimana
unsur pereaksi yang sama sebagian
teroksidasi dan sebagian lagi tereduksi) yang kompleks dari larutan XeO3
yang bersifat alkain.
v.
Kegunaan
-
Xenon biasa digunakan untuk mengisi lampu blizt
pada kamera.
-
Isotop-nya dapat digunakan sebagai reaktor nuklir.
-
Xenon dapat digunakan dalam pembuatan lampu untuk
bakterisida (pembunuh bakteri).
-
Xenon digunakan dalam pembuatan tabung elektron.
f.
Radon
i.
Sejarah
Unsur Radon ditemukan pada tahun 1900
oleh Dorn, yang menyebutnya sebagai emanasi (pancaran) radium. Pada tahun 1908,
Ramsay dan Gray, yang menamakannya niton, mengisolasi unsur tersebut
dan menetapkan kerapatannya, kemudian diketahui bahwa unsur ini adalah gas
terberat dari semua unsur yang telah ditemukan saat itu. Radon bersifat inert
dan menempati posisi terakhir pada grup gas mulia pada Tabel Periodik. Sejak
tahun 1923, unsur ini baru dinamakan radon.
ii.
Pengolahan
atau sumber
Radon dapat ditemukan di beberapa mata air.
Rata-rata, terdapat satu molekul radon dalam 1 x 1021 molekul udara.
Kota Misasa,
Jepang,
terkenal karena mata airnya yang kaya dengan radium yang menghasilkan radon.
Radon dibebaskan dari tanah secara alamiah, apalagi di kawasan bertanah di Granit.
Di dalam bumi, secara alamiah, terdapat radiasi alam, yang sudah ada sejak
terbentuknya bumi. Sesuai dengan teori terbentuknya bumi, maka unsur berat akan
berada di bagian dalam perut bumi, sedangkan unsur ringan akan berada di bagian
luar. Gas radon berpotensi keluar dari perut bumi, karena berbagai peristiwa
geologi atau ulah manusia. Radon merupakan hasil peluruhan U-238, dan
selanjutnya akan meluruh dengan memancarkan partilkel alfa dan membentuk isotop
tak stabil Polonium-218 (padatan) dan selanjutnya menjadi Po-214 sampai
akhirnya membentuk isotop stabil Pb-206 (Bud, 2009).
iii.
Sifat-sifat
Radon adalah suatu unsur kimia dalam
sistem periodik yang memiliki nomor atom 86. Radon merupakan unsur yang
termasuk dalam golongan gas mulia dan juga unsur radioaktif. Rata-rata, satu
bagian radon terdapat dalam 1 x 1021 bagian udara. Pada suhu biasa,
radon tidak berwarna, tetapi ketika didinginkan hingga mencapai titik bekunya,
radon memancarkan fosforesens yang teerang, yang kemudian menjadi kuning
seiring menurunnya suhu. Radon berwarna merah sindur pada suhu udara cair.
iv.
Reaksi
Rn(g) + F2(g) → RnF (Radon flourida)
Keterangan
: bereaksi secara spontan
v.
Kegunaan
- Gas radon bersifat radioaktif sehingga banyak
digunakan dalam terapi radiasi bagi penderita kanker dengan memanfaatkan sinar
yang dihasilkan. Namun demikian, jika radon terhisap dalam jumlah cukup banyak
akan menimbulkan kanker paru-paru.
- Karena peluruhan yang cukup cepat, radon digunakan
dalam penyelidikan hidrologi yang mengkaji interaksi antara air bawah tanah,
anak sungai dan sungai.
- Radon juga dapat berperan sebagai peringatan gempa
karena bila lempengan bumi bergerak kadar radon akan berubah sehingga bias
diketahui bila adanya gempa dari perubahan kadar radon.
Ø
Kegunaan lain
Gas Mulia
Gas mulia banyak dipakai sebagai gas pengisi lampu pijar dan neon. Hampir
semua gas mulia berwarna terang jika loncatan bunga api listrik dilewatkan ke
dalam tabung berisi gas mulia. Warna lampu gas mulia yaitu:
· - Neon berwarna merah
· - Argon berwarna merah muda
· - Kripton berwarna putih-biru
· - Xenon berwarna biru
DAFTAR PUSTAKA
Achmad,
Hiskia. 1992. Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti
Keenam,
W.K.; Klienfielter, D.C.; dan Wood, J.H. 1989. Kimia Untuk Universitas. (Terjemahan: A. Hadyana. P., Jilid 2).
Jakarta: Erlangga